Wednesday, May 14, 2008

Fotografi Telepon Seluler (Ponsel) Sebagai Seni

Judul Foto: World of Ideas
Kategori: Abstrak
Fotografer: © Eki Qushay Akhwan
Lokasi Pemotretan: Bandung
Peralatan: Kamera Telepon Seluler Sonny Ericson W200.
Foto asli tanpa pengolahan apapun dengan perangkat lunak pengolah foto.


Ditulis oleh: Eki Qushay Akhwan

Dalam penjelajahan saya ke dunia maya beberapa waktu yang lalu, saya menemukan sebuah tulisan menarik tentang fotografi ponsel (HP) sebagai seni di situs salah satu jaringan televisi terbesar di Amerika Serikat MSNBC. Artikel berita yang dilansir nyaris setahun yang lalu itu (maaf, barang lama!) menceritakan tentang seorang fotografer, Patrice Elmi, yang mengadakan pameran karya-karya fotografi seninya di sebuah galeri kecil DRKRM di Los Angeles.

Bagi para fotografer penganut aliran pemuja alat yang selalu ribut dengan kecanggihan fitur yang dimiliki oleh kamera dan lensa-lensanya, kabar ini bisa jadi berita buruk. Sementara bagi para fotografer yang tidak terlalu peduli dengan alat dan lebih fokus pada gagasan kreatif dan eksploratifnya, berita ini barangkali hal biasa yang justru menegaskan sekali lagi keyakinan mereka bahwa fotografi sebagai seni pada dasarnya bukan masalah alat, namun visi (cara melihat) dan kreatifitas. (Mengenai hal ini, silakan baca sekali lagi artikel saya “Apakah Fotografi itu Seni” – lihat arsip di blog ini.)

Karya seni fotografi yang dihasilkan dari perangkat telepon seluler (ponsel) atau HP tentu masih memiliki sejumlah keterbatasan, paling tidak untuk saat ini. Keterbatasan itu antara lain karena hingga saat ini kamera ponsel belum memiliki lensa variable optikal (optical zoom) dan sistem lampu kilat yang setara dengan yang dimiliki kamera SLR. Namun, sebagaimana ditunjukkan oleh karya-karya Elmi, keterbatasan itu tidak bisa dijadikan untuk tidak berkreasi secara optimal. Dengan visi yang jelas dan penerapan prinsip-prinsip fotografi yang cermat, karya foto yang bagus bukan tidak mungkin dihasilkan dari kamera ponsel.

Secara pribadi, saya sendiri termasuk praktisi fotografi yang kurang memerdulikan alat. Peralatan yang saya miliki terus terang sangat terbatas. Pengetahuan saya mengenai alat pun barangkali tidak secanggih yang dimiliki oleh teman-teman fotografer lain. Saya juga lebih suka membawa kamera digital saku Canon Powershot A510 3,2 piksel yang sudah sejak lama saya miliki dan daripada kamera SLR. Ukurannya yang kecil dan ringan mempunyai banyak keuntungan. Misalnya, saya tidak perlu sakit punggung gara-gara membawa peralatan tempur yang berat. Di tempat-tempat publik, kamera kecil juga tidak mencolok mata dan membuat subjek saya terintimidasi. Satu-satunya keluhan yang saya miliki mengenai kamera kecil saya itu adalah shutter leg-nya yang mengurangi kecekatan saya dalam menangkap momen. Namun umumnya itu tidak terlalu menjadi masalah.

Meskipun kecil dan ringan, ternyata kadang-kadang saya juga masih sering lupa membawa kamera saku saya. Dan itu sering menjengkelkan, terutama ketika tiba-tiba saya menjumpai objek, subjek, atau momen yang menarik untuk difoto. Dalam situasi seperti itulah, saya kira, kamera ponsel yang ringan dan hampir selalu ada dalam genggaman kita sangat membantu.

Terus terang sampai saat ini saya tidak memiliki ponsel dengan kamera yang canggih. Namun itu tidak menghalangi saya untuk melakukan eksperimen kreatif dengan menggunakan prinsip prinsip fotografi yang saya ketahui. Berikut ini sebagian portfolio yang saya ambil dengan kamera beresolusi VGA dari ponsel Sonny Erricson W200i. Apakah foto-foto ini bisa dianggap bagus atau berseni? Andalah yang bisa menilai.



No comments:

© Copyrights
Unless otherwise stated, the articles and photos in this blog are the copyright property of Eki Qushay Akhwan. All rights reserved. You may NOT republish any of them in any forms without prior permission in writing from Eki Qushay Akhwan.

Kecuali disebutkan secara khusus, hak cipta atas tulisan dan karya foto di dalam blog ini ada pada Eki Qushay Akhwan. Dilarang mempublikasi ulang artikel dan/atau karya foto di dalam blog ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Eki Qushay Akhwan.